Dubuat akhir zaman sudah dijelaskan
oleh Rasulullah saw dalam berbagai hadis dan dijamin kebenarannya karena
berasal dari petunjuk Allah ta’ala dan inilah ciri-ciri akhir zaman yang sudah
banyak terbukti.
Salah satu fenomena akhir zaman yang sudah diingatkan oleh
Rasulullah saw adalah ketika masjid dijadikan tempat rekreasi dan dijadikan
sebuah jalan untuk lewat, keterangan Rasulullah ini sudah dingatkan dalam sabda
nabi:
“Kiamat
tidak terjadi ssehingga orang-orang bermegah-megahan dengan masjid-masjid”. (HR.
Ahmad).
Menurut Ibnu Abbas sedang keadaan gelap pasti menghiasi
masjid-masjid sebagaimana dulu orang-orang yahudi dan nasrani menghiasi
tempat-tempat ibadah mereka.
Ketika masjid begitu megah hingga membuat orang
terkagum-kagum dan semakin perlahan fungsi masjid bergeser menjadi tempat
hiburan dan rekreasi, lihat saja apa yang terjadi saat ini, umat islam lebih
sibuk menghiasi masjid-masjid dengan berbagai kemegahan tapi lupa untuk
memakmurkan masjid dengan berbagai ibadah dan kegiatan agama lainnya.
Begitu
banyak masjid yang sepi dan hanya ramai dikunjungi saat solat jum’at, Allah
ta’ala berfirman:
“Hanya yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.
At-Taubah : 18).
Banyak orang yang berkunjung ke masjid karena kagum dengan
keindahannya, ketika pertama kali datang ke masjid yang pertama dilakukan
berfoto selfie dengan latar belakang masjid atau mengabadikan keindahan masjid
itu hingga tidak terpikir untuk melakukan solat tahiyatul masjid.
Kekagumannya
pada masjid bukan untuk memakmurkannya dengan berdzikir kepada Allah dan
bersyukur atas nikmatnya, masjid tidak mengingatkannya untuk menjalankan
syari’at, tidak ada rasa khusyu ketika berada dimasjid, ada orang yang baru
berhijab ketika ke masjid, ada juga orang yang berpenampilan biasa bahkan
membuka auratnya ketika mengunjungi masjid.
Fenomena ini sudah dijelaskan oleh
Rasulullah saw:
“Akan ada
kaum pria yang menunggang di atas pelana-pelana kuda bagaikan rumah-rumah.
Mereka turun di pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian tapi
telanjang.” (HR. Ahmad).
Berbagai
fenomena kehidupan modern sudah disebutkan dalam berbagai hadis nabi, dunia
yang begitu luas sekarang semakin sempit karena jarak yang jauh dapat ditempuh
dengan singkat bisa menggunakan pesawat jet.
Dahulu jama’ah haji dari berbagai
kawasan datang ke mekkah menggunakan jalan darat dengan mengendarai unta atau
kuda, perjalanan ditempuh berbulan-bulan. Kesusahan dan marabahaya terpaksa
ditempuhnya hanya untuk menunaikan ibadah haji tapi cerita itu tak lagi
ditemukan saat ini, dengan mudahnya orang menunaikan ibadah umrah atau haji
karena mekkah tak lagi jauh. Rasulullah bersabda:
“Kiamat
tidak terjadi sehingga waktu menjadi singkat, satu tahun terasa seperti satu
bulan, satu bulan terasa seperti satu pekan, satu pekan seperti satu hari, satu
hari seperti satu jam dan satu jam secepatnya terbakarnya kurma kering.” (HR.
Ahmad dan Tirmidzi).
Dalam hadis lain:
“Kiamat
tidak akan terjadi, hingga waktu menjadi singkat. Singkatnya waktu bisa jadi
bermakna hakiki atau bersifat ma’nawi,. Singkatnya waktu karena orang terlalu
terlena dengan kasibukan duniawi. Dan asyik menikmati berbagai kesenangan hidup
yang memuaskan nafsu.” (HR. Bukhori).
Berbagai temuan teknologi yang saat kita nikmati sudah
disebutkan oleh Rasulullah. Penemuan bahan kertas untuk tulis menulis yang
kemudian berkembang menjadi media informasi yang skipless tanpa menggunakan
kertas menunjukan bukti kebenaran sabda nabi:
“Sungguh
menjelang kiamat. Akan ada banyak tulis menulis.” (HR. Ahmad).
Banyak karya dan fatwa para ulama sallaf yang sudah berlalu
berabad-abad seperti karya Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam
Ahmad masih bisa kita baca saat ini karena masih terpelihara dalam berbagai
kitab dan ulasan ulama lain, bahkan karya tulis yang berjilid-jilid tebalnya kini
bisa disimpan dalam satu komputer, tablet atau telepon gengam.
Arsitektur
modern yang salah satunya ditandai dengan gedung-gedung pencakar langit
merupakan salah satu ciri kiamat mendekat. Dahulu raja-raja babylonia diabad
sebelum masehi begitu bangga dengan taman-taman tergantungnya, sekarang manusia
modern begitu bangga dengan gedung-gedung mewah pencakar langit, mereka
berlomba-lomba untuk mendirikan gedung tertinggi karena dianggap sebagai puncak
prestasi dan prestizen.
Hidup di kota besar seraya dikelilingi beton-beton
tinggi, hutan-hutan kayu berubah menjadi mall perkantoran dan pabrik industry.
Fenomena ini sudah disebutkan dalam sabda Rasulullah bahwa
salah satu tanda kiamat adalah jika orang-orang tidak beralas kaki dan
bertelanjang badan, para pengembala kambing yang berlomba-lomba mendirikan
bangunan Ibnu Abbas bertanya kepada Rasulullah : ’Wahai Rasulullah siapakah
pengembala kambing yang tidak beralas kaki dan bertelanjang badan, kelaparan
dan miskin itu?’ Beliau menjawab. ‘Orang-orang arab.’ (HR. Ahmad).
Inilah yang kita saksikan sekarang, bangsa Arab yang dahulu
peternak kambing, pengembala unta dan sapi tidak beralas kaki mereka kini
tinggal di perkotaan dan membangun gedung-gedung pencakar langit.
Bangsa Arab
hidup mapan berlimpah harta setelah ditemukan banyak cadangan minyak bumi
kawasan yang dulu gersang kini berubah menjadi taman-taman hijau yang indah,
air tak sullit lagi ditemukan di padang pasir, akses jalan terbentang luas yang
memudahkan orang menempuh perjalanan.
Ciri-ciri ini sudah kita saksikan saat
ini dan 14 abad silam Rasulullah sudah menyebutkannya dalam dubuat akhir zaman.
Namun prestasi materi yang diraih manusia modern disisi lain berdampak buruk
bagi kehidupan mereka. Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sabdanya:
“Demi
Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian ditimpa kemiskinan, tetapi aku khawatir
jika dunia ini dilapangkan untuk kalian sebagaimana pernah dilapangkan untuk
umat-umat sebelum kalian, lantas kalian berlomba-lomba dengannya, lantas itu,
membinasakan kalian sebagaimana dulu telah membinasakan mereka.”(HR. Bukhori).
Buruknya
kehidupan manusia modern salah satunya karena fitnatu duhayimah, apa itu fitnatu
duhayimah? fitnatu duhayimah bermakna kelam atau gelap gulita. Rasulullah
menyebutkan sebagai ujian terbesar yang dilalui umat manusia dalam perjalanan
hidupnya di dunia, fitnah duhayimah diawali dengan munculnya fitnah ahlas dan
sarra. Abdullah bin Umar meriwayatkan sebuah hadis:
“Suatu
ketika kami duduk-duduk di hadapan Rasulullah ShallAllohu alaihi wa sallam
memperbincangkan soal berbagai fitnah, beliau pun banyak bercerita mengenainya.
Sehingga belaiu juga menyebut tentang Fitnah Ahlas. Maka, seseorang bertanya:
‘Apa yang dimaksud dengan fitnah ahlas ?’ Beliau menjawab ‘Yaitu fitnah
pelarian dan peperangan. Kemudian Fitnah Sarra’, kotoran atau asapnya berasal
dari bawah kaki seseorang dari Ahlubaitku, ia mengaku diriku, padahal bukan
diriku, karena sesungguhnya waliku hanyalah oranng-orang yang bertqwa. Kemudian
manusia bersepakat pada seseorang seperti bertemunya pinggul di tulang rusuk,
kemudian Fitnah Duhaima, yang tidak membiarkan ada seseorang dari umat ini
kecuali dihantamnya. Jika dikatakan ‘ia telah selesai’, maka ia justru
berlanjut, didalamnya seorang pria pada pagi hari beriman, tetapi pada sore hari
menjadi kafir, sehingga manusia terbagi menjadi dua kemah, kemah keimanan yang
tidak mengandung kemunafikan dan kemah kemunafikan yang tidak mengandung
keimanan. Jika itu sudah terjadi, maka tunggulah kedatangan
Dajjal pada hari
itu atau besoknya.” (HR. Abu Daud).
Jika kita perhatikan teks hadis itu, berbagai fitnah terkait
satu sama lain dengan menunjukan makna berurutan walaupun waktunya tidak pasti
kapan terjadi.
Yang pertama Rasulullah menyebutnya fitnah ahlas, ahlas artinya
pelana atau kain yang menempel dipunggung unta, artinya fitnah ini akan menempel terus menimpa umat
islam, banyak ulama yang berpendapat fitnah ahlas terjadi setelah Umar bin
Kahttab syahid dibunuh seorang majusi, sejak itulah perpecahan umat islam
terjadi hingga saat ini. Nabi Muhammad saw ketika beliau berkata kepada Umar:
“Sesungguhnya
antara kamu dan fitnah itu terdapat pintu yang akan hancur.” (HR. Bukhori
Muslim).
Fitnah selanjutnya adalah fitnah sarra, menurut ahli Al Qori
yang dimaksud fitnah ini adalah ujian nikmat yang menyenangkan umat manusia
berupa kesehatan, kekayaan, selamat dari musibah dan bencana, ujian ini
dikaitkan dengan kata sarra karena akibat kemewahan dan harta yang berlimpah
terjadilah berbagai kemaksiatan,terjadinya fitnah sarra ini diawali oleh orang
yang secara nasab bersambung kepada Rasulullah saw atau ahlubait, namun
prilakunya menyebabkan bencana bagi umat islam atau mungkin dia mengaku-ngaku
sebagai ahlubait dan mengklaim apa yang dilakukannya berasal dari Rasulullah.
Fitnah yang dijelaskan Rasulullah saw secara lebih detail
adalah fitnah duhaima, fitnah ini akan menghantam seluruh umat islam lebih
khusus lagi kepada bangsa arab, tidak ada seorangpun dari warga muslim yang
akan terbebas dari fitnah ini, beliau menggunakan lapadz “La Kamah” yang bermakna
menghantam atau memukul bagian wajah dengan telapak tangan, lapadz ini
merupakan gambaran sebuah fitnah yang sangat keras dan ganas.
Jika kita
perhatikan ciri-ciri yang disebutkan oleh Rasulullah saw tidak ada fitnah yang
ditimbulkan yang dampaknya begitu parah kecuali fitnah demokrasi sekuler
liberal yang dipaksakan oleh barat terhadap dunia islam.
Demokrasi sekuler
liberal menurut paham kebenaran berdasarkan suara terbanyak berasal dari rakyat
tanpa memperdulikan kebenaran berdasarkan syari’at agama, satu orang satu suara
tanpa membedakan apakah dia berpendidikan atau tidak, apakah dia penjahat atau
berakhlak mulia, apalagi suara rakyat bisa dimanipulasi dengan berbagai suap
hingga munculah para pemimpin yang berambisi untuk mengeruk kekayaan Negara dan
tidak lagi mengindahkan amanah untuk mensejahterakan rakyat.
Hanya dalam negara
demokrasi pernikahan sejenis di sahkan karena dikehendaki oleh sebagian besar
rakyatnya, hanya dalam sebuah Negara demokrasi, minuman keras dan prostitusi
dilegalkan karena dilindungi undang-undang yang telah disetujui oleh sebagian
besar rakyat melalui para wakilnya.
Apa jadinya jika sebagian besar penduduk
negeri itu pelaku maksiat dan tidk beragama, inilah yang harus dibayar mahal
dalam sebuah demokrasi sekuler liberal yang dipaksakan kepada umat islam,
demokrasi berbeda dengan konsep musyawarah seperti yang diajarkan oleh islam.
Rasulullah telah menjelaskan fitnah ini akan menghantam umat
islam, jika kita perhatikan fase sejarah umat islam berdasarkan hadis nabi
telah hancurnya ke khalifahan islam, maka berganti dengan system sekuler yang
melahirkan para pemimpin dictator. Pada akhir zaman kita akan menyaksikan pada
negeri yang menganut demokrasi ini lahirlah para pemimpin yang disebutkan oleh
Rasulullah saw:
“Benar-benar
akan datang pada kalian suatu zaman yang para penguasanya menjadikan
orang-orang jahat sebagai orang kepercayaan mereka dan mereka menunda-nunda
pelaksanaan shalat di awal waktunya. Barang siapa mendapati masa mereka,
janganlah ia menjadi seorang penasehat, polisi, penarik pajak, atau bendahara
bagi mereka.” (HR. Ibnu Hibban).
Ciri-ciri itu sebagian besar telah terjadi di tengah-tengah
kita, dan Rasulullah telah mengingatkan kita untuk tidak mendukungnya apalagi
menjadi bagian dari mereka. Rasulullah bersabda:
“Akan ada
sepeninggalanku sejumlah pemimpin. Barangkali yang masuk menemui mereka, lalu
dia membenarkan kedustaan mereka, dan membantu mereka dalam kedazliman mereka,
maka dia bukan bagian dariku, dan aku bukan bagian darinya, dan dia tidak akan
menemuiku ditelaga surga. Barangsiapa yang tidak membenarkan kedzoliman mereka,
dan tidak membantu merekadalam ke dzaliman, maka dia adalah bagian dariku, aku
juga bagian darinya. Dan dia akan datang menemuiku ditelaga surga.” (HR.
At-Tirmidzi).
Sungguh tegas peringatan Rasulullah, mari kita evaluasi diri
apakah kita sudah menjadi bagian dari pemimpin itu.
Fase-fase
akhir zaman yang sudah dan akan terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia,
dimanakah saat ini kita berada? Kita tak bisa membandingkan dengan generasi
terbaik para sahabat, itulah masa keemasan islam yang dilanjutkan oleh generasi
berikutnya. Generasi yang disebut terbaik ini bukan karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan kecanggihan teknologinya, generasi sahabat disebut terbaik
karena kokohnya keimanan dan kuatnya akhlak mulia mereka.
Membandingkan keadaan
manusia sekarang dengan kondisi para sahabat ibarat bumi dan langit, sulit
untuk menyamai ibadah dan amal soleh mereka, Umar bin Khattab menyerahkan
separuh hartanya untuk jihad di jalan Allah, begitu juga Abu Bakar yang
menginfaqkan semua harta miliknya, para sahabat lain seperti Usman bin Affan
dan Abdurrahman bin Auf menginfakan hartanya untuk mendukung dakwah Rasulullah,
mereka mencintai nabi diatas dirinya dan keluarganya.
Zaman itu sudah berlalu
dan kondisi masyarakat makin memburuk. Rasulullah bersabda:
“Tidak akan
datang kepada kalian suatu zaman, kecuali ia akan lebih buruk dari zaman yang
sebelumnya.” (HR. Ahmad).
Salahsatu penyebab rusaknya zaman ini karena banyak
orang-orang shaleh yang diwafatkan oleh Allah ta’ala, banyak orang shaleh yang
menjadi mujahid dimedan tempur memperjuangkan islam dan mati syahid. Satu per
satu manusia pilihan Allah cabut nyawanya, ketika masa itu tiba, itulah
terburuk dalam hidup manusia.
“Tidak akan
tiba hari kiamat hingga Allah mengambil orang-orang baik dari penduduk bumi,
sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang jelek, mereka mengetahui yang
baik dan tidak mengingkari yang mungkar.” (HR. Ahmad).
Pembaca
ensiklopedia itu akhir dari kebersamaan kita kali ini, semoga bisa menambah
pengetahuan anda dan bermanfaat.
Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum.
0 comments:
Post a Comment