Allah berjanji akan menolong orang yang menolong agama Allah.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Sejarah telah membuktikan, pasukan yang jumlahnya sedikit mampu mengalahkan pasukan berjumlah banyak, perang badar contohnya, kaum muslimin yang berjumlah 300an orang dan persenjataan minim berhasil mengalahkan pasukan kaum kafir quraisy yang berjumlah lebih dari 1000 orang dengan persenjataan lengkap. Bangsa Arab tentu tidak terpikir mampu mengalahkan pasukan itu, namun Allah menolong orang-orang beriman yang meneguhkan keberanian dan aqidah hingga mengentarkan kaum kafir.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih saying sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya” (QS. Al-Fath : 29)
Inilah ciri-ciri yang dipimpin pasukan yang akan mendampingi Al Mahdi, khalifah pada akhir zaman. Dan semoga kita termasuk orang yang berjuang keras untuk mengungkit ciri-ciri orang beriman, yaitu orang yang dalam hidupnya mencari keridaan Allah swt.
Berita masa depan tentang kedatangan Al Mahdi bersumber dari hadis nabi yang derajatnya shahih bahkan mutawwati, seperti dikemukakan oleh para ulama, keyakinan terhadap khalifah yang hadir pada akhir zaman menjadi salah satu bagian dalam aqidah ahlu sunnah wal jama’ah.
Rasulullah telah menceritakan banyak hadis tentang garis keturunan dan ciri-ciri fisik Al Mahdi, Al Mahdi artinya orang yang mendapat petunjuk dari Allah, namanya sebagaimana Rasulullah (Muhammad bin Abdullah). Kapan Al Mahdi muncul? Hanya Allah yang maha tahu, namun rasulullah telah menceritakan berbagai fenomena yang mengawali kedatangan Al Mahdi, antara lain gempa bumi ditanah Arab, munculnya api di hizaz, pasukan Arab tenggelam di padang pasir Al Baida dan surutnya sungai Euphrate, hingga menampakan apa yang tersembunyi berupa gunung emas. Al Mahdi mengawali tanda-tanda besar bahwa akan tibanya kiamat, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia
mengatakan:
“Tatkala kami berada di sisi Rasulullah, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari Bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata beliau berlinang air mata dan berubahlah roman mukanya. Maka aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait. Allah telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran. Hingga datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimanya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kedzaliman. Barang-siapa di antara kalian mendapatinya maka datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas es’.” (HR. Ibnu Majah)
Berdasarkan hadis ini, Al Mahdi berasal dari Bani Hasyim, satu garis dengan keturunan Rasulullah. Dipertegas lagi dalam hadis lain:
“Dunia tidak akan lenyap hingga seorang dari keluargaku menguasai bangsa Arab. Namanya sesuai dengan namaku.” (HR. At-Tirmidzi)
Al Mahdi akan dibai’at oleh umatnya di depan ka’bah. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abi Hurraira:
“Ia dibai’at di antara rukun (Hajar Aswad) dan Maqam (Ibrahim).” (HR. Ibnu Hibban, Ahmad, dan Al-Hakim)
Siapakah yang dapat membai’at Al Mahdi dan menjadi penolongnya? Apakah berasal dari bangsa quraisy atau bangsa lain? Banyak riwayat hadis yang menceritakan tentang penolong Al Mahdi ini, sebagaimana sabda Rasulullah:
“Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk al-Mahdi, yakni pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah & At-Tabrani)
Dan ada satu hadis yang lebih detail:
“Dari Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak satupun bisa menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegakkan di Iliya (Baitul Maqdis).”
Namun hadis ini dari sisi tanpa riwayatannya termasuk mudhaif, bahkan imam madzhabi, seorang ulama hadis dalam syi’ar Al A’lam berpendapat hadis ini munkar. Pendapat serupa dikemukakan oleh Ibnu Qayyim dalam Al Manar Mudhaif. Khorasan adalah sebuah kota yang dikenal saat ini, bagian dari Iran, dalam sejarah negeri Khorasan terbentuk dari sejumlah kot, karena itu Khorasan tidak identik dengan Iran. Secara umum Khorasan mempunyai banyak kawasan, antara lain: Turkmenistan dan Afganistan.
Dalam berbagai hadis, Rasulullah telah menceritakan bahwa penduduk asli Madinah, karena berpaling dari agama Allah kelak akan diganti oleh penduduk keturunan Persia. Beliau bersabda:
“Seandainya ilmu agama itu berada di bintang tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan Persia.” (HR. Bukhori Muslim)
Hadis serupa disebutkan oleh imam Tirmidzi dalam ketika turun surat Muhammad ayat 38:
“Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu.” (QS. Muhammad: 38).
Para sahabat saat itu bertanya kepada Rasulullah saw, jika kita berpaling siapakah yang menggantikan tempat kita? Nabi meletakan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman Al Farizi dan bersabda:
“Dia dan kaumnya yang akan menggantikanmu. Demi zat yang jiwa berada dalam genggamannya, jika agama ini bertaburan di tsurayya maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.”
Bangsa Persia kini tersebar selain di Iran, juga di Iraq, Afganistan dan Pakistan. Kawasan ini berada disebelah timur Madinah yang disebut dalam berbagai hadis Nabi akan menjadi pembela Al Mahdi. Namun tak semua bangsa Persia jadi pembela Al Mahdi, karena dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda tentang penaklukan yang dilakukan Al Mahdi:
“Kalian akan memerangi Persia, lalu Allah menundukannya.” (HR. Ahmad).
Rasulullah saw pernah bersabda:
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan ad-Daulabi)
Dalam berbagai hadis dijelaskan, kelompok pembela Al Mahdi yang memerangi Dajjal di sebut Dhoifah Mansurah artinya kelompok yang mendapat kemenangan karena pertolongan Allah. Hadis-hadis tentang ad-Dhoifa al-Mansura di riwayatkan banyak jalur dari 19 sahabat, menurut penelitian berbagai ulama, hadis-hadis tentang ad-Dhoifa al-Mansura telah mencapai derajat Mutawatir. Mereka adalah kelompok elit dan militan umat islam dan mereka sekelompok kecil umat islam yang berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah bersabda:
“Akan senantiasa ada satu kelompok dan umatku yang berpegang di atas urusan Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.” (HR. Muslim)
Dhoifa Mansura dikenal juga pasukan berpanji hitam, keberadaan pasukan ini sudah terbentuk sebelum munculnya al-Mahdi. Mereka sudah terbiasa dengan peperangan dan menguasai starategi tempur, keberadaan kelompok ini makin jelas setelah wafatnya Raja Arab Saudi yang berlanjut pada pertikaian tiga putra mahkota untuk memperebutkan kerajaan.
Kesimpulan ini merujuk pada salah satu hadis Nabi:
“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suuatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian beliau SAW menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: ”Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah dalam Kitabul Fitan dan Al Hakim dalam Mustadrak).
Hadis nabi ini bisa jadi akan segera terbukti jika melihaht peta politik di Arab Saudi, seorang pengamat politik timur tengah Tuni Khotir seperti dikutip Saudi Politik tahun 2004, menilai pemerintah Saudi tengah berada dalam perpecahan. Sepeninggal raja Arab, kekuasaan Arab Saudi terpecah belah oleh 4 orang pangeran meskipun secara resmi kekuasaan kerajaan Arab Saudi dipegang oleh raja Abdullah. Namun ketika pangeran lainnya tetap memegang pengaruh kuat dan kekuasaan politik, mereka adalah Pangeran Nayef, Pangeran Sultan dan Pangeran Salman. Diperkirakan setelah raja Abdullah wafat persekutuan antara tiga Pangeran Arab makin berguncang. Apakah ini yang dimaksud hadis nabi? Wallahu A‘alam.
Satu per satu politik diktator timur tengah berjatuhan dan bisa jadi puncaknya jatuhnya raja Arab Saudi. Pergantian rezim berdampak krisis politik berkepanjangan seperti di Iraq, Libya, Yaman dan Mesir. Sementara peperangan masih berkecamuk di Suriah. Rezim Bashar Assad tetap mempertahankan kekuasaannya dan berusaha menghabisi kelompok Oposisi sementara perang di Palestina tak kunjung berakhir, pejuang Palestina berusaha mempertahankan kemerdekaanny melawan Zionis Israel.
Pasukan pemegang panji hitam tidak muncul tiba-tiba, mereka adalah pasukan yang telah teruji dimedan perang. Palestina ada kelompok Hamas yang kini melawan agresi Zionis Israel, di Afganistan ada kelompok Taliban yang telah berhasil mengusir Uni Soviet dan kini membuat kelabakan pasukan tempur Amerika Serikat sementara di Suriah ada Jabhah Husrah yang selalu mengibarkan bendera hitam. Mereka adalah salah satu kelompok mujahidin yang bertempur melawan Rezim dictator Bashar Assad, sebagian mujahidin berasal dari Arab Saudi, Iraq, Pakistan dan Afganistan serta czechnya, namun kelompok ini telah di cap teroris oleh Amerika Serikat sebagaimana kelompok Taliban da Afganistan. Mungkin saja kelompok ini yang telah akan berhaq menyandang kehormatan sebagai pembela Al Mahdi.
Rasulullah telah bersabda:
“Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugrahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
Negeri Syam adalah negeri yang diberkahi karena tempatnya para nabi, antara lain disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al Quran:
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah Kami berkahi sekelilingnya.” (QS. Al-Israa’ : 1)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya (negeri Syam), beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan aman.” (QS. Sabaa’: 18)
Ayat-ayat ini menunjukan keberkahan negeri Syam, negeri Syam adalah negeri yang memiliki keutamaan dibandingkan negeri-negeri lainnya kecuali Mekah dan Madinah. Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para Rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para nabi Allah. Disanalah berdiri Baitul Maqdis kiblat utama kaum Muslimin, shalat di Masjidil Aqsa pahalanya 250x lipat dibanding shalat di masjid lain kecuali masjid Haram dan masjid Nabawi, disana pula Allah meng-Isra kan nabi Muhammad saw kemudian Mi’raj ke Sidratul Munthaha untuk menerima perintah shalat, di negeri Syam pula Dajjal akan dibinasakan oleh Al Masih begitu pula Ya’juj wa Ma’juj dan bangsa yahudi mereka akan binasa di negeri Syam.
Negeri Syam meliputi kawasan Palestina, Suriah, Liban dan Yordania, Palestina adalah negeri yang dirampas, ditindas dan dijajah oleh Zionis Israel. Dan kini penduduk lainnya yaitu di Suriah tengah mengalami penindasan dan pembantaian dari Rezim kekuasaan Bashar Assad. Pendosa menjadi barometer kebaikan pada akhir zaman.
Rasul bersabda:
“Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, al-Lalika’I, Ibnu Hibban dan al-Hakim)
Karena itulah di akhir zaman negeri Syam menjadi tempat hijrahnya orang-orang mukmin seperti yang diisyaratkan oleh Rasulullah:
“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum orang-orang yang baik hijrah dari Irak ke Syam dan orang-orang yang buruk pindah dari Syam ke Irak.” (HR. Ahmad)
Kenapa negeri Syam menjadi tempat hijrah? Bukankah negeri Syam adalah negeri yang penuh konflik peperangan seperti yang kita saksikan saat ini? Apakah yang mereka cari? Tak ada tujuan lain kecuali Jihad Fii Sabilillah untuk mendapatkan kemuliaan disisi Allah, karena Allah telah berfirman:
“dan sesungguhnya Kami akan benar-benar menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwal mu.” (QS. Muhammad: 31)
Selain negeri Syam negeri Yaman termasuk negeri yang diberkahi Allah dan memiliki keutamaan, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku (nanti di akhirat) berada disamping telagaku, aku akan menghalangi setiap manusia yang akan minum dari telagaku sehingga penduduk Yaman dapat meminum air dari telagaku terlebih dahulu, aku memukul dengan tongkatku sehingga mengalirlah air telaga tersebut sampai pada mereka.” (HR. Muslim)
Menurut Imam Nawawi dalam sarah shahih Muslim hadis ini merupakan karomah bagi penduduk Yaman, karena Rasulullah saw mendahulukan mereka dalam hal meminum air telaga beliau sebagai balasan atas kebaikan-kebaikan mereka dan bersegeranya mereka dalam memeluk agama islam. Apakah ini isyarat bahwa Yaman akan menjadi Dhoifa Mansura. Yaman bukanlah negri aman dan damai, krisis politik masih melanda negeri yang pernah dikuasai ezim dictator Ali Abdullah Shaleh selama 35 tahun. Meskipun pemilu telah digelar tahun 2012 reformasi politik tak berjalan baik, konflik dan kekerasan masih melanda negeri ini, karena kaki tangan rezim militer berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya hingga memicu banyak pemberontakan. Allah ta’ala tengah menguji negeri ini, siapakah sejatinya orang yang beriman yang masih memegang teguh kebenaran dan berani melawan kebathilan.
Jika Syam dan Yaman disebut-sebut Rasulullah dalam sabdanya, bagaimanakah dengan kita umat islam Indonesia. Apakah kita tidak punya kesempatan menjadi umat terbaik yang dicintai Allah dan Rasulnya? Rasulullah telah menyebut generasi sahabat dan umat genersi setelahnya menjadi generasi terbaik, tapi generasi yang terpaut jauh berabad-abad dari mereka bisa jadi kaum yang terpilih untuk mendampingi pasukan Al Mahdi. Mereka bukan berasal dari Syam bukan pula dari Yaman, dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah berkata kepada Abu Bakar r.a., “Wahai Abu Bakar! Andai saja aku bertemu dengan saudara-saudarku, andai saja aku bertemu dengan saudara-saudaraku, karena aku mencintai mereka.“ Abu Bakar lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Kami ini saudara-saudaramu.” Rasulullah saw. Menjawab, “Bukan. Kalian adalah sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang tidak melihatku (tidak bertemu denganku),tetapi membenarkan aku dan mencintaiku, sampai-sampai aku lebih dicintainya daripada anaknya dan orangtuanya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Yang disebut Allah sebagai saudaranya mungkin saja kita umat islam di Indonesia, kedudukan mulia ini tentu tidak bisa diraih dengan santai tanpa perjuangan. Dinegeri ini pernah mengalami ujian berat, mengalami penjajahan lebih dari 3 abad, para pejuang muslim telah mempertaruhkan jiwanya untuk meraih kemerdekaan dan setelah merdeka ujian keimanan belum berakhir.
0 comments:
Post a Comment