Pahala Membaca Al-Quran
Al-Quran
adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad saw. sebagai salah
satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu
ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai
serta mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi juga Al-Quran itu adalah kitab
suci yang paling penghabisan di turunkan Allah, yang isinya mencakup segala
pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang di turunkan
sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-Quran, akan bertambah
cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya
serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya di
rasai dan di kecap oleh penghuni alam semesta.
Setiap
mu’min yakin, bahwa membaca Al-Quran saja, sudah termasuk amal yang sangat
mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang di bacanya itu
adalah kitab suci illahi. Al-Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min,
baik di kala senang maupun dikala susah, di kala gembira maupun di kala sedih,.
Malahan membaca Al-Quran itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga
menjadi obat dan penawar bagi orang yang
gelisah jiwanya.
Pada
suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu
Mas’ud r.a. meminta nasehat, katanya: “wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang
dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini
aku merasa tidak tentram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; makan tak enak,
tidur tak nyenyak.”
Maka
Ibnu Mas’ud menasehatinya, katanya: “Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka
bawalah hatimu mengunjugi tiga tempat, yaitu ke tempat orang membaca Al-Quran,
engkau baca Al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau
engkau pergi ke majlis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau
engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah,
umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang tidur nyenyak, engkau bangun
mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa,
ketentraaman fikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga bertaubat
dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar di beri-Nya hati yang lain,
sebab hati yang kau pakai itu, bukan lagi hatimu.”
Setelah
orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasihat Ibnu Mas’ud r.a. itu.
Dia pergi mengambil wudhu kemudian di ambilnya Al-Quran, terus di baca dengan
hati yang khusu’. Selesai baca Al-Quran, berobahlah kembali jiwanya, menjadi
jiwa yang aman dan tentram, fikirannya tenang, kegelisahannya hilang sama
sekali.
Kelebihan Membaca Al-Quran
Tentang
keutamaan dan kelebihan membaca Al-Quran, Rasulullah menyatakan dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian:
”Ada dua golongan
manusia yang sungguh-sungguh dia dengki kepadanya, yaitu orang yang di beri
oleh Allah kitab suci Al-Quran ini, di bacanya siang dan malam; dan orang yang
di anugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu di gunakan
untuk segala sesuatu yang di ridhai Allah.”
Di
dalam hadits yang lain, yang di riwayatkan oleh bukhari dan muslim pula, Rasulullah
menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang yang membaca Al-Quran
demikian maksudnya:
”Perumpamaan orang
mu’min yang membaca Al-Quran, adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan
rasanya lezat;orang mu’min yang tak suka membaca Al-Quran, adalah seperti buah
kurma, baunya tidak begitu harum, tapi manis rasanya;orang munaffiq yang
membaca Al-Quran ibarat sekuntum bunga, berbau harum, tetapi pahit rasanya;dan
orang munafiq yang tidak membaca Al-Quran, tak ubahnya seperti buah hanzalah,
tidak berbau dan rasanya pahit sekali.”
Besarnya Rahmat Allah Terhadap Orang Yang
Membaca Al-Quran di Rumah Peribadatan
Dalam
sebuah hadits, Rasulullah juga menerangkan bagaimana besarnya rahmat Allah
terhadap orang-orang yang membaca Al-Quran di rumah-rumah peribadatan (masjid,
surau, mushalla, dan lain-lain). Hal ini di kuatkan oleh sebuah hadits yang
mashur lagi shahih yang berbunyi sebagai berikut:”kepada kaum yang suka
berjamaah di rumah-rumah peribadatan, membaca Al-Quran secara bergiliran dan
ajar-mengajarkan terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan
ketenteraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh
malaikat, juga Allah akan selalu
mengingat mereka”(diriwayatkan oleh muslim dari abu hurairah)
Dengan
hadits di atasnyalah, bahwa membaca Al-Quran, baik mengetahui artinya atau pun
tidak, adalah termasuk ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat
bagi yang melakukanny;memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya sehingga
terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tangga tempat Al-Quran
itu di baca. Di dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh baihaqi dari anas
r.a. , Rasulullah bersabada:”hendaklah kamu beri nur (cahaya) rumah tanggamu
dengan sembahyang dan dengan membaca Al-Quran !”
Di
dalam hadits yang lain lagi, Rasulullah menyatakan tentang memberi cahaya rumah
tangga dengan membaca Al-Quran itu. Dalam hadits yang di riwayatkan oleh Daru
Quthni dari Anas r.a., Rasulullah memerintahkan :
”Perbanyaklah membaca
Al-Quran di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada orang membaca Al-Quran,
akan sedikit sekali di jumpai kebaikan di rumah itu, dan akan banyak sekali
kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah.”
Pahala Membaca Al-Quran Dalam Sembahyang
Mengenai
pahala membaca Al-Quran, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa, tiap-tiap orang
yang membaca Al-Quran dalam sembahyang, akan mendapat pahala lima puluh
kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang di ucapkannya, membaca Al-Quran di luar
sembahyang pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang di
ucapkannya dan membaca Al-Quran di luar sembahyang dengan tidak berwudhu,
pahalanya sepuluh kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang di ucapkannya.
0 comments:
Post a Comment