Home » » Tanda-Tanda Kiamat yang Sudah Terbukti Kebenarannya

Tanda-Tanda Kiamat yang Sudah Terbukti Kebenarannya

Posted by Deni Apriliandi





Dubuat akhir zaman sudah dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam berbagai hadis dan dijamin kebenarannya karena berasal dari petunjuk Allah ta’ala dan inilah ciri-ciri akhir zaman yang sudah banyak terbukti.

Salah satu fenomena akhir zaman yang sudah diingatkan oleh Rasulullah saw adalah ketika masjid dijadikan tempat rekreasi dan dijadikan sebuah jalan untuk lewat, keterangan Rasulullah ini sudah dingatkan dalam sabda nabi:

“Kiamat tidak terjadi ssehingga orang-orang bermegah-megahan dengan masjid-masjid”. (HR. Ahmad).

          Menurut Ibnu Abbas sedang keadaan gelap pasti menghiasi masjid-masjid sebagaimana dulu orang-orang yahudi dan nasrani menghiasi tempat-tempat ibadah mereka.
          
          Ketika masjid begitu megah hingga membuat orang terkagum-kagum dan semakin perlahan fungsi masjid bergeser menjadi tempat hiburan dan rekreasi, lihat saja apa yang terjadi saat ini, umat islam lebih sibuk menghiasi masjid-masjid dengan berbagai kemegahan tapi lupa untuk memakmurkan masjid dengan berbagai ibadah dan kegiatan agama lainnya.
           
          Begitu banyak masjid yang sepi dan hanya ramai dikunjungi saat solat jum’at, Allah ta’ala berfirman:

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah : 18).

          Banyak orang yang berkunjung ke masjid karena kagum dengan keindahannya, ketika pertama kali datang ke masjid yang pertama dilakukan berfoto selfie dengan latar belakang masjid atau mengabadikan keindahan masjid itu hingga tidak terpikir untuk melakukan solat tahiyatul masjid.
         
           Kekagumannya pada masjid bukan untuk memakmurkannya dengan berdzikir kepada Allah dan bersyukur atas nikmatnya, masjid tidak mengingatkannya untuk menjalankan syari’at, tidak ada rasa khusyu ketika berada dimasjid, ada orang yang baru berhijab ketika ke masjid, ada juga orang yang berpenampilan biasa bahkan membuka auratnya ketika mengunjungi masjid.

          Fenomena ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah saw:

“Akan ada kaum pria yang menunggang di atas pelana-pelana kuda bagaikan rumah-rumah. Mereka turun di pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian tapi telanjang.” (HR. Ahmad).

            Berbagai fenomena kehidupan modern sudah disebutkan dalam berbagai hadis nabi, dunia yang begitu luas sekarang semakin sempit karena jarak yang jauh dapat ditempuh dengan singkat bisa menggunakan pesawat jet.

           Dahulu jama’ah haji dari berbagai kawasan datang ke mekkah menggunakan jalan darat dengan mengendarai unta atau kuda, perjalanan ditempuh berbulan-bulan. Kesusahan dan marabahaya terpaksa ditempuhnya hanya untuk menunaikan ibadah haji tapi cerita itu tak lagi ditemukan saat ini, dengan mudahnya orang menunaikan ibadah umrah atau haji karena mekkah tak lagi jauh. Rasulullah bersabda:

“Kiamat tidak terjadi sehingga waktu menjadi singkat, satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan terasa seperti satu pekan, satu pekan seperti satu hari, satu hari seperti satu jam dan satu jam secepatnya terbakarnya kurma kering.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Dalam hadis lain:

“Kiamat tidak akan terjadi, hingga waktu menjadi singkat. Singkatnya waktu bisa jadi bermakna hakiki atau bersifat ma’nawi,. Singkatnya waktu karena orang terlalu terlena dengan kasibukan duniawi. Dan asyik menikmati berbagai kesenangan hidup yang memuaskan nafsu.” (HR. Bukhori).

          Berbagai temuan teknologi yang saat kita nikmati sudah disebutkan oleh Rasulullah. Penemuan bahan kertas untuk tulis menulis yang kemudian berkembang menjadi media informasi yang skipless tanpa menggunakan kertas menunjukan bukti kebenaran sabda nabi:

“Sungguh menjelang kiamat. Akan ada banyak tulis menulis.” (HR. Ahmad).

          Banyak karya dan fatwa para ulama sallaf yang sudah berlalu berabad-abad seperti karya Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad masih bisa kita baca saat ini karena masih terpelihara dalam berbagai kitab dan ulasan ulama lain, bahkan karya tulis yang berjilid-jilid tebalnya kini bisa disimpan dalam satu komputer, tablet atau telepon gengam.

            Arsitektur modern yang salah satunya ditandai dengan gedung-gedung pencakar langit merupakan salah satu ciri kiamat mendekat. Dahulu raja-raja babylonia diabad sebelum masehi begitu bangga dengan taman-taman tergantungnya, sekarang manusia modern begitu bangga dengan gedung-gedung mewah pencakar langit, mereka berlomba-lomba untuk mendirikan gedung tertinggi karena dianggap sebagai puncak prestasi dan prestizen.

          Hidup di kota besar seraya dikelilingi beton-beton tinggi, hutan-hutan kayu berubah menjadi mall perkantoran dan pabrik industry. Fenomena ini sudah disebutkan dalam sabda Rasulullah bahwa

salah satu tanda kiamat adalah jika orang-orang tidak beralas kaki dan bertelanjang badan, para pengembala kambing yang berlomba-lomba mendirikan bangunan Ibnu Abbas bertanya kepada Rasulullah : ’Wahai Rasulullah siapakah pengembala kambing yang tidak beralas kaki dan bertelanjang badan, kelaparan dan miskin itu?’ Beliau menjawab. ‘Orang-orang arab.’ (HR. Ahmad).

          Inilah yang kita saksikan sekarang, bangsa Arab yang dahulu peternak kambing, pengembala unta dan sapi tidak beralas kaki mereka kini tinggal di perkotaan dan membangun gedung-gedung pencakar langit.

         Bangsa Arab hidup mapan berlimpah harta setelah ditemukan banyak cadangan minyak bumi kawasan yang dulu gersang kini berubah menjadi taman-taman hijau yang indah, air tak sullit lagi ditemukan di padang pasir, akses jalan terbentang luas yang memudahkan orang menempuh perjalanan. 

         Ciri-ciri ini sudah kita saksikan saat ini dan 14 abad silam Rasulullah sudah menyebutkannya dalam dubuat akhir zaman. Namun prestasi materi yang diraih manusia modern disisi lain berdampak buruk bagi kehidupan mereka. Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sabdanya:

“Demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian ditimpa kemiskinan, tetapi aku khawatir jika dunia ini dilapangkan untuk kalian sebagaimana pernah dilapangkan untuk umat-umat sebelum kalian, lantas kalian berlomba-lomba dengannya, lantas itu, membinasakan kalian sebagaimana dulu telah membinasakan mereka.”(HR. Bukhori).

            Buruknya kehidupan manusia modern salah satunya karena fitnatu duhayimah, apa itu fitnatu duhayimah? fitnatu duhayimah bermakna kelam atau gelap gulita. Rasulullah menyebutkan sebagai ujian terbesar yang dilalui umat manusia dalam perjalanan hidupnya di dunia, fitnah duhayimah diawali dengan munculnya fitnah ahlas dan sarra. Abdullah bin Umar meriwayatkan sebuah hadis:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig-x9_z-K5-Cxyoxywp2zGd6PLzg5a1aWcWc1CK_7w5rp6SDJRwTgZSMWiIj-D0RpzkVnF37mXOqWs8SOdiB7nSXBplFXUN3pUPxeGu5OzOfAaITx7fyGD8MtwzpxReQJnvxobrLRWQRAa/s1600/image-1429.jpg

“Suatu ketika kami duduk-duduk di hadapan Rasulullah ShallAllohu alaihi wa sallam memperbincangkan soal berbagai fitnah, beliau pun banyak bercerita mengenainya. Sehingga belaiu juga menyebut tentang Fitnah Ahlas. Maka, seseorang bertanya: ‘Apa yang dimaksud dengan fitnah ahlas ?’ Beliau menjawab ‘Yaitu fitnah pelarian dan peperangan. Kemudian Fitnah Sarra’, kotoran atau asapnya berasal dari bawah kaki seseorang dari Ahlubaitku, ia mengaku diriku, padahal bukan diriku, karena sesungguhnya waliku hanyalah oranng-orang yang bertqwa. Kemudian manusia bersepakat pada seseorang seperti bertemunya pinggul di tulang rusuk, kemudian Fitnah Duhaima, yang tidak membiarkan ada seseorang dari umat ini kecuali dihantamnya. Jika dikatakan ‘ia telah selesai’, maka ia justru berlanjut, didalamnya seorang pria pada pagi hari beriman, tetapi pada sore hari menjadi kafir, sehingga manusia terbagi menjadi dua kemah, kemah keimanan yang tidak mengandung kemunafikan dan kemah kemunafikan yang tidak mengandung keimanan. Jika itu sudah terjadi, maka tunggulah kedatangan 
 Dajjal pada hari itu atau besoknya.” (HR. Abu Daud).

          Jika kita perhatikan teks hadis itu, berbagai fitnah terkait satu sama lain dengan menunjukan makna berurutan walaupun waktunya tidak pasti kapan terjadi. 

https://mzrbiduanda.files.wordpress.com/2010/02/demokr.png

          Yang pertama Rasulullah menyebutnya fitnah ahlas, ahlas artinya pelana atau kain yang menempel dipunggung unta, artinya fitnah ini akan menempel terus menimpa umat islam, banyak ulama yang berpendapat fitnah ahlas terjadi setelah Umar bin Kahttab syahid dibunuh seorang majusi, sejak itulah perpecahan umat islam terjadi hingga saat ini. Nabi Muhammad saw ketika beliau berkata kepada Umar:

“Sesungguhnya antara kamu dan fitnah itu terdapat pintu yang akan hancur.” (HR. Bukhori Muslim).

https://alfadhli.files.wordpress.com/2012/11/gold2.jpg

          Fitnah selanjutnya adalah fitnah sarra, menurut ahli Al Qori yang dimaksud fitnah ini adalah ujian nikmat yang menyenangkan umat manusia berupa kesehatan, kekayaan, selamat dari musibah dan bencana, ujian ini dikaitkan dengan kata sarra karena akibat kemewahan dan harta yang berlimpah terjadilah berbagai kemaksiatan,terjadinya fitnah sarra ini diawali oleh orang yang secara nasab bersambung kepada Rasulullah saw atau ahlubait, namun prilakunya menyebabkan bencana bagi umat islam atau mungkin dia mengaku-ngaku sebagai ahlubait dan mengklaim apa yang dilakukannya berasal dari Rasulullah.

          Fitnah yang dijelaskan Rasulullah saw secara lebih detail adalah fitnah duhaima, fitnah ini akan menghantam seluruh umat islam lebih khusus lagi kepada bangsa arab, tidak ada seorangpun dari warga muslim yang akan terbebas dari fitnah ini, beliau menggunakan lapadz “La Kamah” yang bermakna menghantam atau memukul bagian wajah dengan telapak tangan, lapadz ini merupakan gambaran sebuah fitnah yang sangat keras dan ganas. 
          
          Jika kita perhatikan ciri-ciri yang disebutkan oleh Rasulullah saw tidak ada fitnah yang ditimbulkan yang dampaknya begitu parah kecuali fitnah demokrasi sekuler liberal yang dipaksakan oleh barat terhadap dunia islam.

           Demokrasi sekuler liberal menurut paham kebenaran berdasarkan suara terbanyak berasal dari rakyat tanpa memperdulikan kebenaran berdasarkan syari’at agama, satu orang satu suara tanpa membedakan apakah dia berpendidikan atau tidak, apakah dia penjahat atau berakhlak mulia, apalagi suara rakyat bisa dimanipulasi dengan berbagai suap hingga munculah para pemimpin yang berambisi untuk mengeruk kekayaan Negara dan tidak lagi mengindahkan amanah untuk mensejahterakan rakyat. 

          Hanya dalam negara demokrasi pernikahan sejenis di sahkan karena dikehendaki oleh sebagian besar rakyatnya, hanya dalam sebuah Negara demokrasi, minuman keras dan prostitusi dilegalkan karena dilindungi undang-undang yang telah disetujui oleh sebagian besar rakyat melalui para wakilnya. 

          Apa jadinya jika sebagian besar penduduk negeri itu pelaku maksiat dan tidk beragama, inilah yang harus dibayar mahal dalam sebuah demokrasi sekuler liberal yang dipaksakan kepada umat islam, demokrasi berbeda dengan konsep musyawarah seperti yang diajarkan oleh islam.

          Rasulullah telah menjelaskan fitnah ini akan menghantam umat islam, jika kita perhatikan fase sejarah umat islam berdasarkan hadis nabi telah hancurnya ke khalifahan islam, maka berganti dengan system sekuler yang melahirkan para pemimpin dictator. Pada akhir zaman kita akan menyaksikan pada negeri yang menganut demokrasi ini lahirlah para pemimpin yang disebutkan oleh Rasulullah saw:

“Benar-benar akan datang pada kalian suatu zaman yang para penguasanya menjadikan orang-orang jahat sebagai orang kepercayaan mereka dan mereka menunda-nunda pelaksanaan shalat di awal waktunya. Barang siapa mendapati masa mereka, janganlah ia menjadi seorang penasehat, polisi, penarik pajak, atau bendahara bagi mereka.” (HR. Ibnu Hibban).

          Ciri-ciri itu sebagian besar telah terjadi di tengah-tengah kita, dan Rasulullah telah mengingatkan kita untuk tidak mendukungnya apalagi menjadi bagian dari mereka. Rasulullah bersabda:

“Akan ada sepeninggalanku sejumlah pemimpin. Barangkali yang masuk menemui mereka, lalu dia membenarkan kedustaan mereka, dan membantu mereka dalam kedazliman mereka, maka dia bukan bagian dariku, dan aku bukan bagian darinya, dan dia tidak akan menemuiku ditelaga surga. Barangsiapa yang tidak membenarkan kedzoliman mereka, dan tidak membantu merekadalam ke dzaliman, maka dia adalah bagian dariku, aku juga bagian darinya. Dan dia akan datang menemuiku ditelaga surga.” (HR. At-Tirmidzi).

          Sungguh tegas peringatan Rasulullah, mari kita evaluasi diri apakah kita sudah menjadi bagian dari pemimpin itu.

            Fase-fase akhir zaman yang sudah dan akan terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia, dimanakah saat ini kita berada? Kita tak bisa membandingkan dengan generasi terbaik para sahabat, itulah masa keemasan islam yang dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Generasi yang disebut terbaik ini bukan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologinya, generasi sahabat disebut terbaik karena kokohnya keimanan dan kuatnya akhlak mulia mereka. 

          Membandingkan keadaan manusia sekarang dengan kondisi para sahabat ibarat bumi dan langit, sulit untuk menyamai ibadah dan amal soleh mereka, Umar bin Khattab menyerahkan separuh hartanya untuk jihad di jalan Allah, begitu juga Abu Bakar yang menginfaqkan semua harta miliknya, para sahabat lain seperti Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf menginfakan hartanya untuk mendukung dakwah Rasulullah, mereka mencintai nabi diatas dirinya dan keluarganya. 

          Zaman itu sudah berlalu dan kondisi masyarakat makin memburuk. Rasulullah bersabda:

“Tidak akan datang kepada kalian suatu zaman, kecuali ia akan lebih buruk dari zaman yang sebelumnya.” (HR. Ahmad).

          Salahsatu penyebab rusaknya zaman ini karena banyak orang-orang shaleh yang diwafatkan oleh Allah ta’ala, banyak orang shaleh yang menjadi mujahid dimedan tempur memperjuangkan islam dan mati syahid. Satu per satu manusia pilihan Allah cabut nyawanya, ketika masa itu tiba, itulah terburuk dalam hidup manusia.

“Tidak akan tiba hari kiamat hingga Allah mengambil orang-orang baik dari penduduk bumi, sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang jelek, mereka mengetahui yang baik dan tidak mengingkari yang mungkar.” (HR. Ahmad).

            Pembaca ensiklopedia itu akhir dari kebersamaan kita kali ini, semoga bisa menambah pengetahuan anda dan bermanfaat.

Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum.


0 comments:

Powered by Blogger.

Followers